Jakarta: Buku mantan Presiden B.J. Habibie yang memuat tulisan saat peralihan kekuasaan dari Soeharto kepada dirinya hingga kini masih menjadi kontroversi. Dalam pandangan sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Anhar Gonggong, buku tersebut menjadi kontroversi karena sangat terbuka. Hal itu tidak terlepas dari kultur Habibie sebagai orang Bugis yang terbuka dan sebagai ilmuwan yang bersikap tidak mau menyembunyikan sesuatu. "Dan lagi semua pelaku [sejarah] itu mempunyai versinya masing-masing," jelas Anhar di Jakarta, Sabtu (30/9).

Sementara itu sebagai pihak yang merasa dirugikan dengan buku tersebut, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal Purnawirawan TNI Prabowo Subianto dalam jumpa pers kemarin membantah dirinya akan mengkudeta Habibie. Sedangkan mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Jenderal Wiranto yang disebut sebagai pembisik akan adanya kudeta, hingga hari ini belum memberikan tanggapannya. Prabowo sendiri berencana menulis buku serupa untuk mengklarifikasi catatan pribadi presiden ketiga RI itu

Tidak ada komentar: